Friday, November 15, 2013

Pembantu, Penitipan anak dan Penjaga rumah

Hari ini banjir broadcast bbm tentang dilema orang berusia diatas 50 tahun.
Sisa umur yang semakin pendek, bijaksana terhadap diri sendiri dan anak-anak karena harta dan kekayaan orang tua, otomatis untuk dinikmati anak-anak tapi harta dan kekayaan anak pasti BUKAN untuk dinikmati orang tua(katanya) --- Puji Tuhan kami (Gunawan dan saya) TIDAK merasa perlu merasa dan menyesali rasa demikian, semua berjalan sebagaimana mestinya.

Diujung broadcast an tersebut ada penggambaran kondisi yang menyedihkan, orang-tua siap-siap menjadi PEMBANTU, PENITIPAN ANAK dan PENUNGGU RUMAH(kaya sinetron horor aja lagi .... ).
Ketiga kondisi dan status diatas sepertinya sesuatu yang menakutkan dan hina, tapi coba kita berpikir positif(sesuai dengan yang selalu disarankan Pdt Nathan D saat menyampaikan firman);
* Menjadi "PEMBANTU" -- artinya anak-anak kita masih memerlukan BANTUAN kita, keberadaan kita(tenaga dan pikiran) masih mereka perlukan, mereka memang "canggih" di ilmu tapi kita para orang tua "canggih" di pengalaman hidup.
* Menjadi "PENITIPAN ANAK" -- artinya mereka ingin agar anak-anak mereka menerima didikan sebagaimana mereka menerima didikan dari kita. Kita telah menunaikan tugas kita sebagai orangtua mereka, menyangui ilmu dan menghantar mereka ke rimba kehidupan yang real, kalau mereka berhasil tentunya kita punya handil dalam kesuksesan mereka melalui  kasih, disiplin dan doa kita selama ini bukan?
* Menjadi 'PENUNGGU RUMAH" -- faktanya, kita memang sudah kurang tenaga dan nafsu untuk berkeliaran mengukur jalanan, mengunjungi mall dan cafe lagi bukan? Menikmati hobby, beraktifitas ditempat yang tidak asing, berada disekitaran orang-orang terkasih adalah suatu yang patut disyukuri.

Sudah saatnya juga kita menabung untuk sangu kita saat kita dipanggil-Nya pulang (umur semakin pendek--kita tidak tahu kapan kita berpulang).
Mengenal lebih dekat Sang Pencipta kita, MEMAHAMI apa yang menjadi kehendak-Nya agar kita diperkenan-Nya menerima janji-Nya, KESELAMATAN KEKAL!
Firman-Nya:  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang MELAKUKAN kehendak Bapa-Ku yang di sorga.(Matius 7:21)


Yuk kita rajin bersekutu bersama saudara seiman, selain mendengar, memahami firman yang disampaikan, berusaha memahami kehendak Allah agar kita mampu melakukannya. Kita juga bisa saling membantu, mengingatkan dan mendoakan. Jangan lupa juga untuk memohon pertolongan Roh Kudus agar kita dimampukan untuk tetap SETIA dan TAAT sampai garis akhir kita.
Semoga kita para GOBANer/GOCAPer(ortu diatas goban tahun) mendapat berkat untuk menikmati sisa perjalanan hidup dengan kesehatan dan damai sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus.
Happy Sabbath Day



Walau kita tidak berkorban seperti Yesus mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan kita umat manusia. Sebagai orang tua, (rasanya) cukup besar pengorbanan kita dalam membesarkan, medidik dan menghantar anak-anak kita/permata hati/buah cinta kasih kita sampai mereka meraih kesuksesan dan kita menjadi renta :)  IMANUEL!





Monday, November 04, 2013

Terima kasih Tuhan.

Pada pemberkatan Samuel + Vera di Bali ada yang berkesan, firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt Christian Suryanto.
Kejadian 2:24   Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu  dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 
Meninggalkan ayahnya dan ibunya bukan secara pisik keluar dari rumah orang-tua yang memberi naungan, melainkan meninggalkan STATUS selama ini sebagai anak mama dan papa, tidak boleh lagi serba Pa dan Ma, harus bisa memecahkan masalah kehidupan secara mandiri. Jangan pernah sampai terjadi Samuel mengadukan hal-hal negatif Vera kepada papa mama Samuel atau sebaliknya, Vera mengadukan hal-hal negatif Samuel kepada papa mama Vera; karena itu bisa berefek sangat fatal!! Papa mama sebagai orang luar pasti akan teringat selalu dengan apa yang dilaporkan sementara itu kalian(Samuel dan Vera) tetap tidur sekamar, seranjang.

Selain itu, kedua mempelai juga harus menyadari, dalam menjalani kehidupan ini semua memerlukan biaya, bukan lagi free(hanya tahu uang jajan dari orang tua) -- selain biaya makan, jajan, bensin, pulsa,shopping, ada juga biaya PLN, ada biaya PDAM, ada biaya sampah, keamanan lingkungan.

Sayapun intropeksi diri, sebagai orang tua yang meminta anaknya ngumpul dalam satu rumah, salahkah tindakan saya?
Puji Tuhan, sampai hari ini Indra, Jeanne, Michael dan kami, menjalani kehidupan anak-mertua-mantu-cucu dengan sangat okay...Sungguh suatu anugrah yang luar biasa yang kami terima dari Dia.
Alasan kami(ortu) meminta Indra supaya mau ngumpul sesudah merried juga simple....mereka telah jauh dari kami semenjak high-school sampai dengan magang kerja di benua orang, kurleb 8 tahunan. Syukur Indra tidak berkeberatan.
Dan selama 3(tiga) tahun pernikahan mereka, kami mempunyai hubungan simbiosis mutualisme:
Kita bisa saling ganti dan bantu urusan rumah tangga dan bisnis andai salah satu dari kami keluar kota.
dan yang terpenting menurut kami, 5(lima) tahun pertama perkawinan adalah masa-masa focus mereka MEMBANGUN FONDASI RUMAH TANGGA mereka; mendirikan bisnis mereka dan mendidik dini anak-anak mereka. Orang tua tidakada salahnya mensupport mereka dengan tenaga dan dana selagi diberi kesehatan dan kemampuan. Suatu hari nanti mereka PASTI akan berdiri dengan kokoh dan mantap dan orangtua tinggal memandang dikejauhan, duduk nyandar di kursi sofa dengan juice, oatmeal dan vitamin+obat-obatan di meja samping...+ bbm/chatting dengan kawan-kawan dan saudara seiman dan iphone supaya bisa face-time dengan mereka dan para cucu.

Berterimakasih sungguh kepada Tuhan Yesus, kami telah:
* Menyelesaikan tugas menyekolahkan anak-anak.
* Menghantar mereka ke altar-Nya (Thank you untuk Jeanne dan Rollick yang bersedia seiman dengan kami).
* Menyaksikan mereka mandiri mengelola "ladang+sumur" masing-masing.
Dengan penyertaan dan pimpinan Tuhan, semoga kalian kelak akan merasakan apa yang kami rasakan terhadap kalian atas anak-anak kalian.
Tetaplah takut dan hormat akan Tuhan, Dia akan lapangkan setiap langkah dan jalan yang kalian tempuh dalam kehidupan ini.
Imanuel.