Seandainya Natan menegur blak-blakan, sebagai seorang raja, Daud pasti bisa memberi seribu alasan pembenaran, misalnya :
* "Aku tidak bermaksud berzinah, aku hanya dipengaruhi nafsu".....
* "Aku telah memerintahkan Uria pulang kerumah agar dia berkumpul dengan istrinya - usaha Daud menutupi hasil zinahnya atau
* Aku adalah raja Israel, nasib seluruh negara ada dibahuku. Bagaimana kalau rakyat memberontak mengetahui raja telah menghamili istri pejabatnya dikala berperang. Demi keselamatan negaraku, wajar kalau aku membunuh Uria.
Jadi kalau kita mau mengkritik orang lain, walau demi kebaikan dia, pikir 2x agar mendapat kiasan yang pas dan tepat :) atau bisa juga dengan kita menjadikan diri kita di posisi orang yang mau kita kritik, bagaimana reaksi kita mendengar kalimat kritikan yang telah kita siapkan?!...pasti kalimat itu akan berubah, sedikitnya 1 atau 2 kali lebih halus.
Kita tidak dapat berkembang secara sehat(rohani/spiritual) hanya mendengarkan orang yang selalu memuji kita.
Cinta tanpa kritik bukanlah cinta....lihat saja bagaimana si Vanny tetap mengagungkan si Freddy Budiman yang adalah napi yang menunggu vonis hukuman mati. Lol...
Namun, kritik tanpa cinta tidak akan membantu memperbaiki orang yang dikritik.
Kita bersedia membayar dokter karena berusaha menyembuhkan penyakit jasmani kita. Apakah kita harus kurang berterima kasih kepada orang yang telah berniat dan mau memperbaiki kelemahan spritual kita?
Usaha kita adalah tetap belajar untuk membedakan mana kritikan yang benar dan mana yang salah.
Mohon tuntunan Roh Kudus untuk membantu dan menghibur kita.
Imanuel
Disadur dari ; "Kata-kata dasyat yang menyembuhkan" oleh Joseph Telushkin
No comments:
Post a Comment