Masa pembentukan standar moral adalah usia 12 tahun pertama.
Usia 0-6 tahun oleh keluarga dan lingkungan rumah;
Usia 7-12 tahun oleh sekolah(Guru dan teman-teman)
Kedua masa tersebut akan lebih maksimal dengan kontinuitas dan konsisten oleh lingkungan gereja(guru sekolah minggu, jemaat dan hamba Tuhan)
Standar moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak dapt disentuh. Standar moral di sekolah BERBEDA dengan standar moral di rumah. Disekolah hanya berkaitan dengan pengajaran/ilmu; dirumah lebih luas lagi, berkaitan dengan KARAKTER/KEPRIBADIAN dan NILAI KEHIDUPAN keluarga sebagai masyarakat yang terkecil. Rumah adalah tempat latihan penerapan standar moral yang mendasar.
Anak-anak sekarang rata-rata lebih pintar dari orangtuanya....Tingkat kepintaran berkaitan erat dengan emosi, makin pintar anak makin bergolak emosinya, mereka akan terus mengejar why?...why? anda why?....(Orangtua menurut Daniel Chu, smart with no feeling, kita berprilaku merespon keadaan dengan "menduga-duga"...misal: istri pulang kerumah dengan melempar tas tangan dengan muka cemberut, suami pasti akan "maklum"..badmood lalu menghindar.
Beda dengan anak-anak..mereka akan bertanya:"Mengapa mami melempar tas?"..."Mengapa mami cemberut?"....JANGAN sekali-kali menjawab dengan mengelak, misal:"Sudah sana..! jangan banyak tanya!....". Itu akan melukai perasaan anak dan akan mengendap lamaaaaa.
Bagaimana ortu (yang smart but no feeling) mendidik anak-anak yang smarter?
1. Dengan empati, ajari anak mengetahui perasaan orang lain. Misal, kalau ia mengambil barang orang lain itu akan SAMA dengan PERASAANNYA saat mainan nya diambil orang lain. Beritahu secara jelas dengan melakukannya.
2. Dengan memberitahu mana yang BETUL, mana yang SALAH, Puji mereka saat melakukan hal yang benar, beritahu (boleh sampai pukul telapak tangannya) saat mereka melakukan kesalahan.
3. Latihan bertanggungjawab...misal, membereskan mainannya kembali kedalam kotak begitu selesai main.
4. Inner voice(suara hati)...ini akan terbentuk diatas 3 tahun setelah penerapan "batasan/boundary" yang konsisten. Walau terkadang mereka tetap melakukan kesalahan (normal jangan ditanggapi dengan ekstrim), tapi suara hati mereka bisa mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang tidak baik. Tetap beritahu mereka untuk penegasan "batasan"
"Golden time" agar koneksi/ikatan kita dengan anak maksimal/kuat adalah pada saat:
30 menit "spending time" dengan mereka setelah pulang sekolah atau sebelum tidur.
Spending time dalam hal ini bukan hanya keberadaan pisik kita berdekatan melainkan kita melakukan/menikmati hal-hal yang disukai anak tanpa banyak komentar membetulkan, mengajari. Sit and Watch with smile face.
Anak akan otomatis membangun rasa sayang/berbakti dan hormat kepada orangtua jika ;
- Kita mampu menjadi dan memberi teladan yang baik.
- Mempunyai "batasan" yang jelas. NO is NO!....(jangan tergantung mood ortu, mood baik, boleh; saat ortu badmood, nggak boleh, padahal anak melakukan hal yang sama)
- Kasih, ikatan batin yang kuat. Mereka sebaiknya merasa bahwa kita tetap mengasihi mereka selalu.
- Penderitaan. Melimpahi anak dengan materi tanpa batas justru akan menjerumuskan anak dimasa depan.
Kasih memang harus berdampingan dengan disiplin....Cara Burung Rajawali mendidik anaknya bisa ditiru ....http://sannigunawan.blogspot.com/2010/11/seperti-rajawali.html
No comments:
Post a Comment