Monday, September 22, 2008

Semua terjadi atas ijinNYA.....

Pada kebaktian syukur di rumah sdr David & Helen,ada kata-kata pendeta Dede yang "melekat" dihatiku :"Semua yang terjadi atas diri kita pasti sudah seijinNYA dan pasti ada hikmah dibalik itu".

Yang jadi masalah,kalau kejadian yang menimpa kita itu "pahit" menurut ukuran kita,lalu kita bertanya-tanya...kok TUHAN tega-teganya memberi pencobaan kepada kita,padahal kita sudah berniat baik,padahal kita...bla..bla..bla.....(
semua yang baik-baik menurut kita).

Kalaupun kita merasa ...semua orang "salah" menurut ukuran kita,ingatlah ilustrasi tentang rumah seribu cermin,ketika seekor anjing pemarah masuk kerumah tersebut, dia mendapati semua anjing yang ada disana pemarah seperti dirinya,dia merasa sia-sia datang kerumah itu,berbeda ketika seekor anjing yang kesepian memasuki rumah tersebut..dia melihat banyak teman yang seperti dirinya ,yang senang melihat banyak teman...ekspresi kegembiraannya memantul dari cermin-cermin tersebut dan membuat dia bahagia.Diapun berjanji akan kembali lagi kerumah yang sama yang di hindari oleh anjing pemarah.

Jadi kalau kita merasa semua yang disekitar kita "salah dan menyakitkan",mari kita merenung diri,merefleksikan diri kita dalam keheningan ,berusaha mendengar kataNYA.
Anggap saja yang pahit-pahit yang kita alami adalah obat untuk iman kita agar kita dapat tumbuh didalam iman yang sehat.
Seperti ketika kita masuk kerumah seribu cermin,lingkungan dan orang-orang disekitar kita "memantulkan" apa yang kita punya,apa yang kita simpan dihati kita.

Refleksi diri:
Oktober 2005...Pada saat "roda kehidupan " Indra berada di posisi bawah,ada "bimbingan" tanganNYA, aku menemukan "gift" untuk Indra, sebuah walltiles...disana tertulis:


DON'T QUIT
When things go wrong as they sometimes will,
When the road you're trudging seems all uphill,
When the funds are low,and the debts are high,
And you want smile,but you have to sigh,
When care is pressing you down a bit-----
Rest if you must,

but don't you quit !!!

Jadi ...sekarang..kalo cuma menghadapi customer yang "rada-rada" ....Itu ..kecilllll ..ya In?
kalo cuma 10 jam naik bus ke Balikpapan + 2 jam ke Samarinda.....kecillll.

Demikian juga dengan Dian....10 Februari 2006,pada saat sedang bingung....

I'm really sorry mom...and dad...for every worry and all..
Tell me mom...dad...what should I do now?....

Saat berhadapan dengan masalah sedemikian, terbukti hubungan batin kami nyambung dengan kekuatan yang "super"......benar Ki?

Apapun pengalaman yang "pahit" yang kami alami,TIADA SESAL DIHATI KAMI....semua terjadi atas ijin KAU dan terima kasih TUHAN atas semuanya,kalau tidak,kami tidak seperti sekarang.
Terima kasih juga atas "dua permata" kami yang telah KAU "asah".
TERIMA KASIH TUHAN.....

Saturday, September 20, 2008

Our 27th........

Setahun lagi.....hari ini adalah 27th our anniversary...kemarin Dian 23 th.
Pasang surut kehidupan telah kami alami,semua "terbingkai" direlung hati kami.
Satu yang kami makin yakin....ENGKAU lah pimpinan kami.
Dalam tanganMU kami berserah.
Pakai kami sebagai alatMU,untuk memuliakan namaMU.
Halleluya....Amin.

Our 27th........

Setahun lagi.....hari ini adalah 27th our anniversary...kemarin Dian 23 th.
Pasang surut kehidupan telah kami alami,semua "terbingkai" direlung hati kami.
Satu yang kami makin yakin....ENGKAU lah pimpinan kami.
Dalam tanganMU kami berserah.
Pakai kami sebagai alatMU,untuk memuliakan namaMU.
Halleluya....Amin.

Monday, September 15, 2008

Kasih Vs Takut ........

Hanya ada dua keadaan dimana perintah kita dijalankan oleh orang lain atau orang yang kita beri perintah.
1.Karena merasa takut
2.Karena perintah itu memang bagus dan layak untuk dijalankan...bahasa egois nya..kita mempunyai wibawa yang "pas" untuk memberikan perintah tersebut ^_^.

Dijaman era demokrasi sekarang ini,bahkan memberi perintah kepada anak balita pun tidak segampang jaman baheula.
Tidak percaya? coba tanya kepada yang sudah ber"pangkat" opa dan oma, mana yang lebih gampang ....memberi perintah kepada anak-anak mereka dulu atau kepada cucu-cucu mereka sekarang?
Anak-anak sekarang sudah kritis,mereka sudah bisa menimbang-nimbang apakah perintah tersebut layak dilaksanakan(mudah dan menguntungkan mereka) atau tidak.

Kebebasan kita berpendapat adalah harga diri kita yang paling tinggi yang dianugrahkan Tuhan kepada diri kita sebagai pribadi,makhluk ciptaanNYA yang paling sempurna.Tak ada seorangpun yang boleh merampasnya dari kita(tanpa seijin kita).

Sebaliknya sebagai orang dewasa yang mengaku kristen,bukan CUMI(CUma MIrip) kristen seperti yang di kotbahkan pak Mulyadi di Pos Pelayanan Gatot, semestinya kita tidak boleh bangga ketika seseorang melaksanakan perintah kita hanya karena merasa takut.
Orang tua yang baik bukan menanamkan rasa takut kepada anak-anak mereka dan tidak takut kepada orang tua bukan berarti kurang ajar.
I Yohanes 4:18 Didalam kasih tidak ada ketakutan:kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan:sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut,ia tidak sempurna didalam kasih.
Bukan rahasia lagi...tidak gampang menjadi orang tua jaman sekarang....Anak-anak sekarang butuh dan perlu TELADAN, sinkron antara perkataan dan prilaku sehari-hari.
Perkataan adalah hasil olah otak atas bahan yang ada di hati kita yang keluar dari mulut kita dan menjadi prilaku kita yang terlihat,terbaca dan menjadi ukuran/nilai orang-orang disekitar kita terhadap diri kita.

Matius12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan,dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.

Amsal 27:19 Seperti air mencerminkan wajah,demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.

Bagaimana dengan anda?
Tuhan berkati selalu ..............

Kasih Vs Takut ........

Hanya ada dua keadaan dimana perintah kita dijalankan oleh orang lain atau orang yang kita beri perintah.
1.Karena merasa takut
2.Karena perintah itu memang bagus dan layak untuk dijalankan...bahasa egois nya..kita mempunyai wibawa yang "pas" untuk memberikan perintah tersebut ^_^.

Dijaman era demokrasi sekarang ini,bahkan memberi perintah kepada anak balita pun tidak segampang jaman baheula.
Tidak percaya? coba tanya kepada yang sudah ber"pangkat" opa dan oma, mana yang lebih gampang ....memberi perintah kepada anak-anak mereka dulu atau kepada cucu-cucu mereka sekarang?
Anak-anak sekarang sudah kritis,mereka sudah bisa menimbang-nimbang apakah perintah tersebut layak dilaksanakan(mudah dan menguntungkan mereka) atau tidak.

Kebebasan kita berpendapat adalah harga diri kita yang paling tinggi yang dianugrahkan Tuhan kepada diri kita sebagai pribadi,makhluk ciptaanNYA yang paling sempurna.Tak ada seorangpun yang boleh merampasnya dari kita(tanpa seijin kita).

Sebaliknya sebagai orang dewasa yang mengaku kristen,bukan CUMI(CUma MIrip) kristen seperti yang di kotbahkan pak Mulyadi di Pos Pelayanan Gatot, semestinya kita tidak boleh bangga ketika seseorang melaksanakan perintah kita hanya karena merasa takut.
Orang tua yang baik bukan menanamkan rasa takut kepada anak-anak mereka dan tidak takut kepada orang tua bukan berarti kurang ajar.
I Yohanes 4:18 Didalam kasih tidak ada ketakutan:kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan:sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut,ia tidak sempurna didalam kasih.
Bukan rahasia lagi...tidak gampang menjadi orang tua jaman sekarang....Anak-anak sekarang butuh dan perlu TELADAN, sinkron antara perkataan dan prilaku sehari-hari.
Perkataan adalah hasil olah otak atas bahan yang ada di hati kita yang keluar dari mulut kita dan menjadi prilaku kita yang terlihat,terbaca dan menjadi ukuran/nilai orang-orang disekitar kita terhadap diri kita.

Matius12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan,dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.

Amsal 27:19 Seperti air mencerminkan wajah,demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.

Bagaimana dengan anda?
Tuhan berkati selalu ..............

Sayang ?

Alkisah,ada seorang anak cowok(kita sebut B) yang dipindah dari tempat kerjanya yang lama(yang sudah lumayan nyaman) ke daerah, terpisah dengan istri dan kedua orang tuanya, setelah ada "pergesekan" dengan manajer yang baru diangkat.
Kepada sang bunda si anak beralasan, si manager ini judes, sentimen dengan dia.

Waktu terus berlalu, si anak tetap berkerja didaerah, kadang sang istri ikut dia, tidur di mess perusahaan, kadang si istri tingal di Banjarmasin dengan kedua orang tuanya. Didaerah ia menggaji seorang pesuruh untuk masak dan cuci pakaiannya.

Kemarin, sang bunda cerita denganku bahwa istrinya owner ngomong dengan anaknya "Enak ada kamu juga di Banjarmasin, sekarang tante sakit kepala terus".
Selanjutnya si bunda bercerita, ponakan si owner (yang sekolah di Singapore dan belum lulus) akan datang meng audit pekerjaan si manager, karena si owner mencurigai si manager "nakalan".
Dulu ... si manager juga mau diberhentikan, tapi karena terikat kontrak,susah! mesti bayar berapa kali lipat gaji. an kontrak si manager baru habis Agustus tadi.
"Mestinya yang audit tu si A(auditor ternama di Banjarmasin,jar dia hebat jar"...lanjut sang bunda.
Aku : " Khan ada anak cowok si owner? (yang juga lulusan luar negeri dan sudah waktunya masuk dunia usaha juga.)
Bunda B :" Mana berani dia dengan si manager tu"
Aku :"??????????"

Entah karena aku terlalu simple berpikir atau apapun itu....
Aku bilang sama sang bunda:"Bodoh sekali si istri owner tu, mau sakit kepala sendiri, pindahkan aja si B ke Banjarmasin, kalau itu memberi rasa nyaman yang artinya membantu dia.
Temukan "kenakalan" si manager(masa susah sih?) Kalau memang si manager melakukannya, dan terbukti, pecat dia! apalagi masa kontraknya sudah habis. Iya nggak sih?

Aku merasa si bunda di "kacangi" si anak........Rasa "sayang" sang bunda(selalu membetulkan tindakan dan situasi si anak) membuat si anak tetap berada di lembah kehidupan.
Memang tidak mudah memaparkan kebenaran kepada anak kita, buah kasih kita, tapi seperti yang tertulis di alkitab :"Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita ,tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya(Ibrani 12:11).....
Mensupport anak kita untuk mendaki lereng menuju level kehidupan yang lebih tinggi bukan berarti kita harus selalu membenarkan apa yang dilakukannya.
Alkitab pun menulis bahwa Tuhan menghajar dan menyesah orang yang dikasihiNYA,dan kalau kita bebas dari ganjaran,kita adalah bukan anak DIA(Ibrani 12:6-7)

Bagaimana dengan anda?

Saturday, September 13, 2008

Sorry.............



Ini yang menjadi sebab aku belum "ngepos" yang baru hehehehe

Enjoy it.......>_<

Sorry.............



Ini yang menjadi sebab aku belum "ngepos" yang baru hehehehe

Enjoy it.......>_<

Saturday, September 06, 2008

Mantu......

Rut adalah mantu yang sempurna bagi Naomi,* ...perempuan yang lebih berharga bagimu daripada tujuh anak laki-laki(Rut 4:15),karena apa?
Karena Rut pada saat ditinggal mati suaminya Mahlon ,ketika diminta Naomi untuk kembali ke orangtuanya ,Ruth menolak dan tetap ikut bersama Naomi pulang kembali ke Betlehem-Yehuda.seperti yang tertulis di Rut 1:16 ..........;sebab kemana engkau pergi,kesitu jugalah aku pergi,dan kemana engkau bermalam,disitu jugalah aku bermalam:bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.".................sampai maut memisahkan aku dari engkau..(ayat 17).
Karena Rut juga lah tali kekeluargaan antara Naomi dengan pihak suaminya Elimelekh yaitu Boas, tersambung kembali.

Mempunyai mantu idaman seperti Ruth adalah dambaan ibu-ibu kristen,asal kita para ibu yang bakal jadi ibu mertua juga mempunyai iman,karakter seperti Naomi(paling tidak mengarah kesana...iya nggak?).
Ini yang b e r a t !! ;)

Aku punya pengalaman
Ada seorang ibu,masih ada hubungan keluarga denganku...ketika anak ceweknya menikah(mendapat mantu laki-laki),dia kasih nasehat ke anak ceweknya..."laki-laki tu harus selalu di ikuti,jangan dibiarkan berangkat-berangkat sendiri"----ada benarnya juga sich......^_^

Tapi,salahnya...pada saat anak cowoknya menikah(dapat mantu perempuan),dia bilang(dihadapan aku lho...asli!! aku saksi di TKP.. ^_^) " Laki-laki tu jangan selalu di ikuti,biar ja inya(dia) tulak(berangkat) sendiri.."

Nah lo?......kacau nggak?......nggak konsisten dia jadi orang tua...
Dan kalian tau akhirnya?....anak cowoknya CERAI dengan si menantu setelah "berkarya" dua orang cucu.
Memang tidak gampang jadi orang tua,bimbingNYA(lewat firman-firmanNYA) adalah modal utama.

Cermin diri....
Aku bukan mantu seperti Rut bagi mertuaku,dalam hal menyembah Allah ,tapi aku ikut Allah calon suamiku(yang notabene anak cowok mertuaku) ,dan puji Tuhan....Tuhan beri jalan yang benar bagiku sampai sekarang,semua yang kuingin dan kumau...satu persatu menjadi kenyataan.

Harapan
Kalau tiba waktunya aku mendapat mantu perempuan....aku ingin "karma"ku terjadi,dan aku akan menjadi "Naomi".....~~ bahagianya ~~
Kenapa hanya untuk mantu perempuan?...karena aku tidak mau jadi batu sandungan bagi orang tua lain untuk mendapat mantu seperti Rut(menyembah Allah yang sama) bagi anak laki-laki mereka.(Aku masih paternalistik ya???....toleransi dan demi kebaikan sesama "sejawat - para mami deh ceritanya... >_<)
Kalo tiba waktunya aku mendapat mantu laki-laki...mudah-mudahan ia se iman dengan kami.
Amin.

Ps
Terinspirasi dari kotbah Pdt Dede pada Sabath pagi ini.Thanks to him.

Thursday, September 04, 2008

Kasih vs Disiplin

"Tau lah si A yang punya toko perhiasan yang gede tu? itu adalah keponakanku, orang tuanya dulu kere benar".
"A dari kecil membantu ditoko suamiku. Pulang sekolah tanpa makan langsung ke toko, makan di toko, bantu-bantu ditoko lalu pulang dengan uang jajan"
"Mamanya hemat benar, makan seadanya,uang yang dikumpulkannya dibelikannya emas, bukan perhiasan melainkan emas mentah,10 gram demi 10 gram..........
Ketika A lulus sekolah dan bekerja di kota Surabaya sekian lama, ketika mamanya sudah merasa "modal" nya cukup,maka dipanggillah A kembali lagi ke kampung, mulai buka toko perhiasan di kios kecil di pasar tradisional.....Sekarang A sudah jadi "boss", senang mama papanya sekarang,
anakku maka..............gagal.....*sigh* Curhat seorang ibu padaku.

Satu lagi .... fakta,bahwa antara mencurahi anak kasih sayang dan mejebloskannya ke jurang kegagalan hanya setipis kulit bawang.

Bagaimanapun kita menyayangi anak kita,disiplin harus tetap di terapkan padanya, seperti yang tertulis di nas alkitab,

Amsal 29;15 Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.

Amsal 29;17 Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu,dan mendatangkan sukacita kepadamu

Ibrani 12;11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Tidak gampang memang jadi orangtua yang bertanggungjawab,bagaimana?