Friday, June 16, 2017

Yefta, sianak perempuan sundal yang diusir dan dicari kembali.



Kitab Hakim-Hakim pasal 11 ayat 1-11 dengan judul perikop "Yefta dan Gilead"

Menarik disimak karena penjelasan detail oleh hamba Tuhan - kalau kita baca sendiri mungkin kita terlewatkan begitu saja.

Saya sharing versi saya, semoga bermanfaat:
Yefta adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, dia disia-siakan dan diusir dari keluarga oleh anak-anak istri bapaknya karena dianggap tidak layak sebab Yefta adalah anak Gilead dari perempuan sundal -- ayat 2, padahal kita tahu bahwa KITA TIDAK BISA MEMILIH ORANG TUA YANG MELAHIRKAN KITA, entah itu suku, agama dan juga ras.

Ketika Yefta diusir, dia masuk dalam lingkungan petualang-petualang yang pekerjaannya merampok; tapi karena Yefta  memang mempunyai karakter pemimpin yang tangguh/ahli strategi perang maka dalam kawanan petualang itupun Yefta bukan hanya follower tapi dia adalah PEMIMPIN mereka -- ayat 3b ..... di sana berkumpullah KEPADANYA petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia.( ... where a group of adventurers gathered AROUND him and FOLLOWED him)
Kemampuan  kepemimpinan Yefta makin terasah.
Sampai pada saat tiba waktu Tuhan untuk MEMUNCULKAN TERANG YEFTA, menyatakan keadilan Tuhan atas peristiwa yang dialami Yefta;
Ketika perang melawan bani Amon dan diantara puluhan ribu orang-orang Gilead yang sedang berperang tidak didapatkan satupun pemimpin yang layak (krisis kepemimpinan), para tua-tua Gilead mencari dan meminta agar Yefta mau kembali memimpin mereka. -- imo : disini peran hamba Tuhan penting dalam memberi detail pengertian ayat-ayat Kitab Suci,
Perhatikan!!
Yang mengusir Yefta siapa? saudara-saudara tirinya
Kenapa para tua-tua (yang terhormat) yang memohon Yefta untuk kembali mau memimpin mereka?
KARENA.....
Pada saat saudara-saudara Yefta dari istri sah Gilead mengusir Yefta dengan alasan latar belakang keturunan (anak perempuan sundal), para tua-tua(yang terhormat) diam saja membiarkan ketidak-adilan berlangsung, menjadikan peristiwa pahit menimpa Yefta! padahal para tua-tua pasti mengerti bahwa Yefta tidak bisa memilih kelahirannya oleh ibu yang mana dan mereka mampu dan berkuasa untuk tidak membiarkan Yefta terusir. Sikap "DIAM" mereka mempunyai andil terjadinya pengusiran Yefta.
Akhirnya para tua-tua menuai akibat perbuatan mereka yang membiarkan tsb, mereka pula yang mencari dan meminta Yefta kembali memimpin mereka untuk memenangkan peperangan, mereka ibarat menjilat ludah yang sudah mereka buang, membiarkan Yefta diusir tapi akhirnya memimta Yefta balik kembali memimpin mereka termasuk mereka yang menyakiti/mengusir dia.

Pelajaran moral
--* Jangan pernah meremehkan orang karena latar belakang diluar kemampuan mereka, seperti Yefta, diusir karena dilahirkan oleh perempuan sundal.
Rendah hati dan menghargai orang lain adalah perbuatan yang diperkenan Tuhan
--* Jangan diam kalau melihat ketidak-adilan berlangsung. Sikap diam atas ketidak-adilan memberi andil  atas terjadinya krisis moral - kesalahan yang diulang dapat menjadi kebiasaan yang akhirnya bisa diterima sebagai suatu kebenaran dimasyarakat.
--* Ketika kita dalam kesesakan/ menerima aniaya, tetap jalankan bagian yang bisa kita kerjakan -- itu sama dengan proses kita melayakkan diri menerima keadilan Tuhan ketika tiba SAAT TUHAN campur tangan.
Imanuel!


PS:
Yefta juga manusia, ketika para tua-tua(yang terhormat) memohon Yefta memimpin mereka kembali, karena kepahitan yang dalam, Yefta mengalami "KRISIS KETULUSAN" -- ayat 9 ;
tunggu kotbah selanjutnya jer :)
Firman Tuhan jujur ...diberitakan perbuatan baik untuk diteladani; juga perbuatan yang tidak baik untuk diambil pelajaran dan dihindari.

Monday, May 22, 2017

Kriminalisasi "ulama" ; "ulamakan" kriminal

Image result for ulama vs kriminal

Tgl 11-16 Mei kami alumni SMAK81 reunian Jogja Semarang, pagi sebelum mulai naik turun bus kuping tetap terpasang mendengarkan beritaTV dan terus terang hanya percaya pada 2 saluran...Metro TV dan Kompas TV......duluuu ada 1 lagi, tapi sekarang sudah ikut-ikutan longgar berita padat sinetron  :) sempat masuk kuping seorang narsum bilang : " Jangan kriminalkan ulama! tapi jangan juga meng"ulama"kan kriminal! --- pas!

In My Opinion
Kalau seorang ulama/pemuka agama/pemimpin umat/petinggi rohani sudah sah divonis bersalah, baik itu perdata apalagi pidana oleh hukum negara/dunia.....masih pantaskah mereka disebut ulama/pendeta/pemimpin rohani? masih pantaskah mereka memegang amanat jabatan rohani?

Bersalah bisa karena:
** Masalah materi/keuangan/harta/penyalahgunaan jabatan(korupsi),
** Berselingkuh, tidak setia pada istri masa mudanya....Firman-Nya: Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan Ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap istri dari masa mudanya.(Maleakhi 2:15)

"Istri dari masa muda" - yang berjalan bersama dari titik "start" kehidupan keluarga, yang berjuang bersama membangun fondasi kehidupan -- masakan tega hati, begitu "rumah mewah" sudah berdiri lalu berpaling ke"rumah tetangga" atau ke"jalanan"?
Jadi ingat - dulu ada yang selalu menyerukan agar selalu "menjaga hati", eh dia malah mencoba-coba kelain hati/mencederai hati istri masa mudanya....ternyata akhirnya harus mengakui bahwa dia khilaf dan balik lagi keistri perdana.

** Angkuh, congkak, tinggi hati karena materi dan kekuasaan/jabatan, padahal Tuhan mengajarkan untuk selalu rendah hati, hidup secukupnya dan menjadi saluran berkat bagi sesama! bukan sebagai pengumpul harta/materi dan menjadi sombong karenanya.

Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati menerima pujian - Amsal 29:23
Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan - Amsal 18;12
Amsal 22:4 .. Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan - kenapa kita tidak berusaha sekuat tenaga untuk rendah hati(tulus) karena ganjaran atas itu adalah yang kita cari didunia ini!!!

Orang salah bisa bertobat - YA!! , tapi kita juga harus jeli, jangan kita terperangkap dengan kata-kata tobat tapi prilaku mereka(yang akan kita jadikan panutan) sebaliknya! aka tetap sama atau bahkan lebih angkuh karena menutupi aib yang telah mereka terima.

Tuhan ciptakan kita secara special, unik, tidak dengan "copas", bahkan pada kasus orang kembar.
Keselamatan adalah urusan pribadi per pribadi bukan massa atau golongan.
Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, - Roma 2:6
"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. - Wahyu 22:12
Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada didalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuaannya. - Wahyu 20:13

Jangan pernah merasa "berani, pasti kesorga" karena massa besar/golongan; tetap berusaha mencari perkenanan Tuhan karena akhir "kontrak hidup" kita tidak ada hitam putihnya, bisa dipanggil-Nya kapan saja dan itu pasti!!

so -- be smart - ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik - 1 Tesalonika 5;21




Tuesday, April 04, 2017

KEMATIAN, sesuatu yang ditakutkan?

Kemarin dulu saya pernah post ini....
Mungkin bagi sebagian orang adalah tabu untuk membicarakan tentang kematian, tapi seperti kata Ahok dan juga Alkitab(sebagai pengikut Yesus) ...."Mati dalam Tuhan adalah suatu keuntungan" -  "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan - Filipi 1:21
Dikhawatirkan, ditabukan bagaimanapun juga kematian tidak dapat dihindari, kita semua sedang antri untuk "pulang".

Lalu apakah kematian itu? Puji Tuhan kemarin dibahas di Sabat siang

Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia, bila orang binasa, dimanakah ia? Seperti air menguap dari dalam tasik, dan sungai surut dan menjadi kering, demikian juga manusia berbaring dan tidak bangkit lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari tidurnya.... Ayub 14:10-14

Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. Ia tidak lagi kembali kerumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya.... Ayub 7:9-10

Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap. Baik kasih mereka, maupun kebencian, kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.... Pengkotbah 9:5-6

Bagi kita yang dewasa yang ditinggal orang-orang terkasih kita, kenangan mereka tak akan hilang sampai kita menyusul mereka, tapi kenangan anak cucu kita kepada mereka?

Bersyukur dan puji Tuhan, saya menjadi anak yatim piatu setelah menikmati pangkat sebagai mertua dan Ama...dibanding dengan lady Diana yang glamour dan berlimpah materi dan kekuasaan.... beliau tidak sempat menyaksikan anaknya menjadi remaja, menikah dan berkeluarga...walau tetap cantik dalam kenangan karena belum menjadi tua dan keriput ... :)

Seperti yang pernah Pdt Teodores jelaskan....si jahat lah yang bisa menyamar sebagai keluarga kita, bahkan ada yang menyamar memasuki pembantu sebelah dengan suara yang sama dengan suara engkong kita bilang bahwa dia lapar minta dikirimi makanan dlsb....jangan terkecoh! firman-Nya menulis: Hal itu tidak usah mengherankan, sebab iblispun menyamar sebagai malaikat Terang ....2Korintus 11:14
Jadi malaikat Terang saja si Iblis mampu, apalagi hanya sekedar engkong kita....
Coba simak disini..... pada menit 1:04:00

Semoga bermanfaat




Monday, February 06, 2017

Orangtua harus (selalu) bantu anak?

Percayalah.....klo nggak percaya, bolehlah tulisan ini jadi masukkan untuk pertimbangan hehehehehe

Bantuan orang tua dalam jumlah dan bentuk yang SAMA, akan BEDA respon saat diterima anak yang mandiri dengan anak yang dimanja.
Anak yang mandiri akan sangat berterimakasih dan menghargai bantuan orangtua, sedangkan
anak manja akan menganggap itu adalah kewajiban orangtua untuk terus membantu mereka, apalagi kalau dia "rajin" ke gereja dan mendengar firman :  ........... Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orangtuanya, melainkan orangtualah untuk anak-anaknya ... 2 Kor 12:14




Sebagai orangtua, setiap pasangan pasutri pasti merasakan bagaimana seluruh perhatian dan perasaan teruntuk anak-anak buah kasih.
Tugas orangtua adalah memandirikan anak-anaknya, disinilah penerapan firman "mengumpulkan harta untuk anak-anaknya"....biaya sekolah dan jajan dan segala sesuatunya saat mereka masih dalam tanggungan orangtua....masa setelah menikah dan beranak-pinak masih tetap dalam support orangtua? lalu dimana penerapkan perintah Allah yang kelima dari 10 perintah-Nya : Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu...Keluaran 20:12 .

Bagaimana bisa menghormati kalau niat hati merongrong apalagi mau "coup" hasil keringat tulang dan otot muda orangtuanya yang sekarang sudah renta dan menjelang senja?.

Puji Tuhan, anak-anakku bukan tipe anak manja dan ternyata dengan kesadaran sendiri dan berdiri diatas iman sendiri(walau dibaptis saat bayi), mereka menaroh hormat kepada "Tuan"Allah yang sejati, Allah Pencipta semua, dan sumber segala berkat damai sejahtera.
Tetap dijalan-Nya dan selalu sandar pada-Nya dalam segala apapun yang terjadi, selalu bersyukur dan melayani-Nya ya nak...... #semoga #pleaseee :)
Haleluya...