Thursday, February 13, 2014

Hukum Kasih

Apakah 10 hukum Allah sudah tidak lagi berlaku dan telah digantikan Yesus dengan 2 hukum yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia? Apakah ini merupakan perintah baru?

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Matius 22:37-40

Kalau seandainya 10 hukum sekarang sudah tidak berlaku lagi, berarti kalau saya membunuh orang atau mencuri atau berdusta atau mempunyai allah lain sudah tidak berdosa lagi?.
Ayat diatas sangat betul dan tidak ada yang salah, namun jangan sampai anda salah mengerti. Berdoa dan ikutilah penjelasan di bawah ini.

Pembaca yang saya hormati, Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8) dan Hukum Allah adalah Hukum Kasih. Kasih terbagi 2 yaitu Kasih kepada Allah dan Kasih kepada sesama manusia (Matius 22:37-39 yaitu ayat diatas). Kasih kepada Allah adalah 4 hukum pertama dan Kasih kepada sesama manusia adalah 6 hukum kedua, total = 10 Hukum Allah (Keluaran 20:3-17).

Inilah sebabnya dikatakan ayat diatas dalam ayat 40 (Matius 22:40) bahwa “pada kedua hukum inilah (kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia) tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Artinya adalah Kasih kepada Allah adalah 4 hukum pertama dan Kasih kepada sesama manusia adalah 6 hukum kedua berikutnya.

10 Hukum Allah tidak dihapus Yesus dengan perkataan ini (ayat Matius 22:37-40 diatas), mengapa? Karena isi 10 Hukum Allah adalah Kasih kepada Allah (4 hukum pertama) dan Kasih kepada sesama manusia (6 hukum kedua). Mari kita lihat:

Bagaimana cara anda membuktikan bahwa anda kasih kepada Allah? Bila anda Kasih kepada Allah, maka anda akan menuruti 4 hukum pertama, yaitu:

Hukum ke-1: Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

Hukum ke-2: Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

Hukum ke-3: Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

Hukum ke-4: Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Hukum ke-1 sampai ke-4 adalah bukti cinta kita kepada Allah, penjabaran dari "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Bagaimana cara anda membuktikan bahwa anda kasih kepada sesama manusia? Bila anda Kasih kepada sesama manusia, maka anda akan menuruti 6 hukum kedua, yaitu:

Hukum ke-5: Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Hukum ke-6: Jangan membunuh.

Hukum ke-7: Jangan berzinah.

Hukum ke-8: Jangan mencuri.

Hukum ke-9: Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

Hukum ke-10: Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."

Hukum ke-5 sampai ke-10 adalah bukti cinta anda kepada sesama  manusia.

Perhatikan gambar di bawah ini:



Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.Yohanes 13:34

Banyak sekali orang yang salah mengerti dengan ayat ini lalu tidak lagi menuruti 10 Hukum Allah, Yohanes yang menulis ayat ini adalah Yohanes kekasih atau Yohanes murid Yesus, adalah Yohanes yang sama yang menulis I,II dan III Yohanes mari kita lihat kata Yohanes sendiri dalam kitab I Yohanes 2:7

Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. I Yohanes 2:7

Link aslinya http://charleysakul.net/hidupbaru/imandanhukumtaurat.html

Mudah-mudahan bermanfaat dan menguatkan kita untuk melakukan kebenaranNya...jangan sampai kita di tolakNya pada saat kita mengharapkan hadiratNya kelak......Imanuel.

Monday, February 10, 2014

Daniel Chu: Perkawinan menurut Alkitab


Kejadian 2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan MENINGGALKAN ayahnya dan ibunya dan BERSATU dengan istrinya, sehingga keduanya MENJADI SATU daging. 

Daniel Chu mengupas ayat ini dalam Seminar Perkawinan yang diadakan Gereja Yesus Sejati pada hari Minggu tgl 9 Februari 2014, saya sharing versi saya:

Ada 3 tahapan dalam ayat ini:
1. "Meninggalkan ayahnya dan ibunya" ...firman ini diucapkan Allah pada masa penciptaan, Adam dan Hawa diciptakan, jadi tidak punya ayah dan ibu, jadi bagaimana mereka bisa meninggalkan ayah dan ibu? Itulah MISTERI ALKITAB! Allah kita Maha Kuasa, Maha Tahu, DIA sudah rancang segala jalan yang terbaik(untuk ditaati dan setia) bagi umat-Nya jauh melampaui masa/waktu.

Anak-anak dibawah 6 tahun, menyerap/merekam semua perkataan dan prilaku orang-orang terdekat yang berada disekitarnya, mereka tidak langsung mengekspresikan apa yang mereka rekam, mereka hanya merekam dan close!tersimpan rapi di memori mereka dan pada saat mereka dewasa dimana hati nurani mereka mulai "terpakai" biasanya pada saat jatuh cinta(ada main perasaan), apa yang terekam mulai terekspose. Jadi bagaimanapun juga perkataan dan perbuatan anak-anak kita adalah hasil "tanam" dari orang tuanya. Pengaruh orangtua adalah dasar dari cara pandang dan cara pikir anak-anak kita.
Jadi sebagai orangtua kita harus didik dan ajar anak kita tentang yang baik dan benar, pembinaan rohani harus sejak dini. Diharapkan saat mereka menghadapi masalah mereka bisa berpikir mandiri, cara pikir pemecahan masalah yang dihadapi adalah pengaruh tradisi/orangtua atau alkitab/jalan Tuhan.

"meninggalkan ayahnya dan ibunya" bukan diartikan berpisah! yang benar adalah "MANDIRI!". Berapa banyak anak yang secara pisik pisah dari orangtua tapi secara finansial dan potensial masih bergantung pada kedua orangtuanya? ketika menghadapi masalah dengan pasangan, curhat dan lapor kepada orangtua dengan harapan orangtua dapat memecahkan masalah mereka. Mereka lupa, mereka akan balik tidur satu kamar lagi dan bisa lebih mesra lagi sedangkan orangtua sudah di "input" hal negatif.

"meninggalkan ayahnya dan ibunya", mandiri dalam pemikiran dan prilaku adalah langkah pertama yang HARUS dilakukan dalam usaha mencapai perkawinan yang sukses, hal ini tidak memakan waktu sebentar kata Daniel Chu, bisa berlangsung sampai 15 tahun. 

2. "bersatu dengan istrinya" ... setelah langkah pertama kita jalankan(Tuhan pasti bantu kalau kita menghadapi masalah dalam mencapainya, asal kita memang berniat serius kata Daniel Chu lagi), kita baru bisa melangkah yang kedua "bersatu dengan pasangan kita", bukan saja  bersatu secara pisik tapi juga BERSATU DALAM ROHANI. Disini pembinaan iman sangat serius diperlukan/ dibenahi. Sebagai orang dewasa kita sudah harus bisa membedakan mana prilaku "bawaan" hasil input dulu(selama 6 tahun pertama) dan bagaimana seharusnya prilaku yang sesuai dengan firman.
Pembinaan rohani sangat diperlukan karena hatilah menjadi dasar segala prilaku dan perbuatan kita kepada sesama terutama kepada pasangan kita.

Maleakhi 2 :15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? KETURUNAN ILAHI! jadi JAGALAH DIRIMU! dan janganlah orang TIDAK SETIA terhadap isteri dari masa mudanya. 

3. "keduanya menjadi satu daging"
Kita dan pasangan kita bukanlah sebagai parohan jiwa sebagai selama ini kita ketahui, bukan saling melengkapi.
Pernikahan secara kristen adalah dimana 1+1=1; kita adalah masing-masing manusia sempurna, mempelai wanita Kristus saat DIA(mempelai pria) datang menjemput kelak.


Saat kita menikah dengan pasangan kita, kita  ibarat ditempatkan dalam sebuah ruangan dimana hanya ada kita berdua dan Tuhan, jadi apa yang ingin kita katakan atau perbuat kepada pasangan kita, pikirkan lebih dahulu apakah itu berkenan/tidak mendukakan Tuhan sebagai Pencipta kita dan juga pasangan kita? Bagaimana kita bisa mencintai Tuhan yang tidak kelihatan jika kita tidak mencintai apa yang ditaroh Tuhan disamping kita sebagai "wakil" Tuhan dalam rangka membentuk Kerajaan Sorga di dunia?. Pasangan kitalah yang benar-benar mengetahui "isi" kita, secara kasat dan rohaniah; jadi diharapkan pasangan saling support dan membangun kearah kebaikan.


Kejadian 2:25  Mereka keduanya TELANJANG, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka TIDAK MERASA MALU
"menjadi satu daging" ibarat kita bercermin sendirian dalam keadaan telanjang, melihat diri kita sendiri seutuhnya dan tidak merasa malu, kita mampu melihat kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri dicermin, diharapkan saat kita ingin memperbaiki kelemahan pasangan kita, kita merasa memperbaiki diri kita sendiri.


Instropeksi diri bagi para mama dan ama....kebanyakkan wanita(mama dan ama) lebih memilih "bersatu" dengan anak atau cucu dibanding dengan pasangannya....kalau anak/cucu susah makan atau sakit, serasa mama/ama yang sakit; kalau pasangan pulang kantor minta dilayani dan mama/ama sedang melayani anak/cucu...langsung pasangan diminta melayani diri sendiri sementara anak/cucu dikejar-kejar sambil aaa...aaa...mangap-mangap untuk nyuapin si anak/cucu ... Lol
Anak DIDIDIK, BERSATUnya dengan pasangan kita; bukan sebaliknya! :) 

Amsal 22:6 DIDIKLAH orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu..... 

Memang berat melepas pengaruh/wibawa/ketergantungan anak atas orangtua- ketergantungan anak kepada orangtua merupakan "kepuasan/keegoan" tersendiri...Daniel Chu mengibaratkan seorang mama yang mendokrin anaknya: "Selalu datang ke mama kalau ada masalah, mama pasti bantu! nah, saat anaknya yang sudah punya cucu bermasalah tetap lapor ke mama; walau mama sudah jalan dengan tongkat masih datangi mantu yang menganggu anaknya untuk membela sang anak, lalu stroke setelah memarahi mantunya hahahahhahaha)
Firman-Nya menyatakan: MANDIRIKAN ANAK! BERSATULAH DENGAN PASANGAN.


Thank you to Daniel Chu atas pencerahannya....semoga kita berjumpa lagi tahun depan.