Tuesday, November 17, 2015

Counseling in Christ by Daniel Chu

Tgl 14 dan 15 Nov 2015 bro Daniel Chu kembali hadir di Gereja Yesus Sejati AIS Nasution Banjarmasin memberikan pelatihan dasar-dasar konseling. Sebelumnya, tgl 13 beliau memberikan pelatihan bagi guru-guru Sekolah Kanaan. Puji Tuhan.

Saya coba sharing ilmu beliau yang saya tangkap sesuai dengan kemampuan saya.

Kalau konseling secara ilmu pengetahuan diartikan mencari sebab dan menemukan pemecahan masalahnya secepat mungkin, BEDA dengan "Counseling in Christ".
Dengan doa dan mohon pertolongan Roh Kudus, saat kita tergerak(hati) menemukan sesama kita yang berada dalam posisi obyek konseling....Kita hanya berusaha masuk mensejajarkan diri "sejalan" dengan dia, berproses ..... agar dia menemukan kasih Tuhan dan melihat kemuliaan Tuhan, BUKAN kepintaran/jasa kita.

Alkitab menulis:
Lukas 24:13,14  Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalemdan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi......Orang yang sedang mempunyai problem/kelemahan yang tak terkatakan/gelisah, mereka dapat disamakan dengan dua orang muris Yesus diatas, dia dalam proses berjalan menjauh dari Tuhan.

Seperti yang Yesus lakukan, kita yang mendekat kepada mereka(yang bermasalah) BUKAN menunggu atau memanggil mereka, walau kita berniat membantu.... Lukas 24:15   Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
Ayat 16 --  Yesus bukannya tidak tahu, Yesus berproses memberi kita teladan!

Lukas 24:17  Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" ??Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
Kita yang berniat menjadi konselor, JANGAN PERNAH menarik kesimpulan sendiri.....Ilmu Daniel Chu, cukup hanya katakan "apa/kenapa" (suara lembut) seperti yang juga dilakukan Yesus; Lukas 24:19  Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" ............ 
Bagi orang yang bermasalah, sepertinya semua orang seharusnya tahu bahwa dia bermasalah dan sangat besar masalahnya ...(seperti ayat 18)
Biarkan mereka membeberkan/bicara sepanjang-panjang mereka mau....kita hanya merespon dengan "Ooooooo" ; "apa/kenapa" ; "Aaaaa", tanda kita menaruh perhatian dan mendengarkan masalah mereka.... kita tetap simak dan berpikir. Sampai sejauh ini kita telah masuk dalam proses "berjalan bersama searah"
yang penting diingat, proses ini tidak hanya berjalan sesaat/sebentar, kesabaran dan kasih diperlukan. Kita bisa mempertegas perhatian kita dengan mengulang perkataan mereka, atau mengulang dengan persamaan perkataan mereka, jangan lepas dari itu! apalagi menghakimi atas masalah mereka.

Selanjutnya, setelah kita mendengar permasalahannya(ini proses seperti "kematian") kita harus dapat memberi pengharapan(kebangkitan), dengan persamaan cerita di alkitab atau ayat/firman Tuhan. Lalu melakukan seperti yang dilakukan Yesus, pura-pura berniat meninggalkan mereka. Kalau kita berhasil masuk, mereka pasti tidak rela melepas kita, mereka minta waktu mau ketemu kita lagi; tapi kalau mereka segera katakan "bye", senang, merasa happy dengan kepergian kita, artinya kita gagal. :'( 
Lukas 24:28 - 29  Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.

Diakhir konseling....mereka harus melihat kasih Tuhan, kembali kerumah-Nya, mengucap syukur atas kasih-Nya, bukan jasa kita!
Lukas 24:31-33   Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.


Konseling adalah melayani, mengerjakan pekerjaan Tuhan yang diwakilkan kepada kita.
karena itu, prinsip dasar untuk menjadi konselor adalah:
1. Lower yourself, rendahkan dirimu, kita berada diposisi bawah, memandang keatas; beda dengan guru/pendidik menempatkan diri mereka diatas memandang kebawah/anak didik.
2. Lift up others, seburuk/segarang apapun seseorang PASTI ada sisi baiknya....temukan sisi baik seseorang/sesama.
3. Stand on the same ground..... posisikan diri kita searah/sejalan dengan mereka.
4. Adjust our mind .... posisikan kita diposisinya.
5. Wait for Holy Spirit ..... mohon bimbingan Roh Kudus.

Dan kita bisa recheck apakah Roh Penghibur/ Roh pembimbing/ Roh Kebenaran yang ditinggalkan Yesus bagi kita masih ada didalam kita dengan merasakan apakah nurani kita masih "jalan"? masih merasakan pengajaran, peringatan atas prilaku kita?
Hati-hati apabila kita selalu merasa benar, selalu ada alasan(yang membenarkan) prilaku kita....BAWARE!! jangan-jangan Roh Kudus sudah meninggalkan kita, karena kita(tanpa sadar merasa) tidak perlu lagi pertolongan-Nya x_x

Sampai disini dulu .... Semoga bermanfaat                                       
Foto by Yulia Stefanus


                                                              






                                                       






Me, bro Daniel Chu and Pdt Hana Viviana                                                             
                                                                                                 

Friday, November 06, 2015

Alam: serumpun vs harmoni

Tak sengaja memperhatikan alam, dan terlintas pembelajaran kehidupan.
Beberapa waktu yang lalu ketika group jalan pagi kami berwisata ke Semarang, saya sempat membawa bibit bunga yang saya dapat dari halaman sebuah rumah makan. Sesampainya di Banjarmasin, saya semai disebuah pot tanah pupuk, biji bertumbuh dalam gerombolan. Kira kira bibit tumbuh kurleb 10 cm an, beberapa darinya saya pindah ke pot gerombolan mawar disebelah pot awal. Saya pikir karena bunga ini bunga semusim, sementara mawar belum berbunga biarlah bunga ini yg mengisi warna....tahukah anda apa yang terjadi?
Pohon yang dipindah digerombolan mawar, walau tidak juga lapang alias hidup bertetangga dekat dengan mawar, ternyata pertumbuhannya lebih maksimal alias lebih subur daripada yang tumbuh dalam komunitas serumpun walau tanah tempat hidupnya lebih subur  daripada tetangga(rumpun mawar).
Hal demikian bisa di ilustrasikan dalam kehidupan sehari hari kita baik dalam bersosialisasi maupun dalam mendidik anak.
Hidup dengan mengagungkan mayoritas dan keserumpunan dalam hal SARA saya rasa tidak menjamin pertumbuhan pribadi kita(jasmani dan rohani) maksimal dan indah seperti seandainya kita hidup dalam perbedaan yang harmonis... In My Opinion

Foto-foto tanaman yg hidup serumpun dalam satu komunitas/pot ...... Kerdil, kurus, tidak maksimal

Sedangkan pohon yang tumbuh dalam pot rumpun pohon yang lain...tumbuh maksimal, sehat dan hampir berbunga.




Sunday, November 01, 2015

Alkitab BUKAN buku bacaan!

Alkitab kita adalah firman Tuhan, ia bukan hanya sekedar buku bacaan....pengajaran dan hikmat yang harus kita cari dan dapatkan dari membaca Alkitab...oleh sebab itu, sebelum kita membacanya sebaiknya kita berdoa memohon hikmat dan bimbingan Roh Kudus.

Dibawah ini adalah kutipan pembahasan oleh hamba Tuhan dan saya repost dengan editing versi saya....

Renungan pagi ini diambil dari satu ayat indah dalam Mazmur 9:10, “Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan.” 
Refleksi dari ayat ini terdapat dalam Nahum 1:7, “TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya”

Catatan Alkitab menyebutkan tentang lamanya pemerintahan Daud, I Raja-raja 2:11, “Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun. Para pembaca Alkitab akhirnya bisa memaklumi mengapa Daud bisa sampai lama duduk di singgasananya setelah membaca tulisan-tulisan Daud melalui syair-syairnya. 

Sisi positif dari Daud;
* Dia bukanlah seorang pemimpin otoriter, karena buktinya Saul yang berulang kali hendak dibunuhnya, tidak sama sekali dibalas kejahatannya. Absalom yang jelas-jelas memberontak kepadanya tidak ditumpasnya secara langsung dengan membunuhnya. Yoab yang jelas-jelas melawan perintahnya tidak dipecat dari kedudukannya.  Nathan, yang secara keras dan tajam mengeritik dan menegurnya atas kesalahan dan dosa Daud dan Bathsyebah, tidak disingkirkannya.  
* Daud juga bukan seorang politikus lihai dan licik yang memanfaatkan karisma dan pengaruhnya supaya orang tunduk kepadanya.  Meskipun Saul berkali-kali hampir membunuhnya dan telah jelas-jelas menjadi jahat, tidak ada catatan Alkitab Daud membuat persekongkolan hendak menggulingkan kekuasaan Saul, demikian juga ketika Absalom anaknya yang yang justru menggunakan karisma dan ketampanannya mempengaruhi orang-orang dekat Daud dan para pendukungnya, Daud sama sekali diam dan tidak bereaksi layaknya seorang politikus handal yang sedang “bermanuver”, tidak! Dia diam.  
* Daud juga bukan seorang pemimpin militer yang arogan dan selalu mengandalkan taktik perang untuk menumpas musuh-musuhnya. Lihat bagaimana kisah ketika ia melawan Goliath, tanpa strategi militer, tanpa alat canggih, tanpa dukungan pasukan.

Kehidupan dan kekuasaan Daud bisa langgeng dan menjadi hebat oleh karena Daud adalah seorang yang PENUH PENYERAHAN KEPADA TUHAN dan selalu MENJADIKAN TUHAN SEBAGAI KEKUATAN dan SUMBER PERTOLONGAN.  Seorang yang bergantung pada Tuhan bukan berarti TIDAK PERNAH MEMBUAT MASALAH dan TIDAK PERNAH AKAN ADA MASALAH. 

Jika membuat daftar kesalahan, maka Alkitab tidak menutup-nutupi aib dan kesalahan Daud sebagai manusia, 

Sisi negatif dari Daud;

* Dia bukan suami yang setia ketika kasus “perselingkuhannya” dengan Bathsyeba terjadi.  
* Dia bukan contoh ayah yang baik bagi anak-anaknya karena buktinya kasus anak-anaknya, Amnon dan Tamar yang saling memperkosa, Absalom membunuh saudaranya dan memberontak kepada ayahnya Daud. 
* Dia juga bukan seorang yang jujur karena buktinya Uria suami Batsyebah dibunuhnya secara licik.  
* Dia juga bukan seorang yang lemah lembut karena buktinya Nabal dan keluarganya hampir saja dimusnahkannya dalam kemarahannya yang luar biasa. 
Semua yang terjadi dalam kehidupan Daud membuktikan bahwa dia bukanlah manusia sempurna tanpa membuat kesalahan dan tanpa ada masalah. Dan masalah-masalah kehidupan Daud tidak-lah ringan karena selain dia susah, juga beresiko kematian bagi dirinya dan keluarganya dan mempunyai dampak bagi banyak orang.

Tapi perhatikan kata-kata berikut ini:
“Dalam kehidupan ini hal yang terpenting bukanlah apakah pernah engkau berbuat kesalahan atau tidak TAPI apakah pernah engkau BELAJAR/MENGAMBIL PELAJARAN dari kesalahan itu atau tidak. Karena setiap kesalahan dan akibatnya selalu memiliki nilai pembelajaran yang penting untuk disimak.  
Orang Bijak adalah orang yang mau belajar dari kesalahan dan memperbaikinya serta tidak mengulanginya pada masalah yang sama demi hari depan yang lebih baik namun ingat, kebijaksaan saja tidak cukup membuat seseorang akan terus menerus menjadi orang baik. HANYA ORANG YANG PENUH PENYERAHAN KEPADA TUHAN yang dapat berubah lebih baik dan lebih baik dan akan bertahan dalam kebaikan dalam waktu yang lebih lama tanpa mengulangi kesalahan yang sama.”
“Berserah kepada TUHAN bukan berarti menjadikan kita TIDAK PERNAH ADA MASALAH, tapi itu akan menjadikan kita LEBIH KUAT DAN TAHAN DALAM MENGHADAPI MASALAH.”

Imo....sehebat apapun, setinggi apapun jabatan seseorang....JANGAN sampai kita terjebak mengagungkan dia..... Kagum dan menghormati dia adalah manusiawi dan wajar tapi tidak sampai menutupi kesalahan yang diperbuatnya hanya karena kekaguman kita. Jangan sampai kita dibutakan oleh kenyamanan kelimpahan materi dan kekuasaan darinya, apalagi sesama kawan/rekan.

Lihat fakta(lucu) yang mengaku wakil kita di Senayan sana....
Sudah jelas salah tapi mereka merasa tidak salah dan malah masih bisa menyalahkan orang lain....dan sesama rekannya tak ada yang berani menegur karena kenyamanan dan fasilitas yang dinikmati bersama. Masa kita yang mengaku anak Tuhan tidak berbeda dari mereka?