Monday, February 10, 2014

Daniel Chu: Perkawinan menurut Alkitab


Kejadian 2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan MENINGGALKAN ayahnya dan ibunya dan BERSATU dengan istrinya, sehingga keduanya MENJADI SATU daging. 

Daniel Chu mengupas ayat ini dalam Seminar Perkawinan yang diadakan Gereja Yesus Sejati pada hari Minggu tgl 9 Februari 2014, saya sharing versi saya:

Ada 3 tahapan dalam ayat ini:
1. "Meninggalkan ayahnya dan ibunya" ...firman ini diucapkan Allah pada masa penciptaan, Adam dan Hawa diciptakan, jadi tidak punya ayah dan ibu, jadi bagaimana mereka bisa meninggalkan ayah dan ibu? Itulah MISTERI ALKITAB! Allah kita Maha Kuasa, Maha Tahu, DIA sudah rancang segala jalan yang terbaik(untuk ditaati dan setia) bagi umat-Nya jauh melampaui masa/waktu.

Anak-anak dibawah 6 tahun, menyerap/merekam semua perkataan dan prilaku orang-orang terdekat yang berada disekitarnya, mereka tidak langsung mengekspresikan apa yang mereka rekam, mereka hanya merekam dan close!tersimpan rapi di memori mereka dan pada saat mereka dewasa dimana hati nurani mereka mulai "terpakai" biasanya pada saat jatuh cinta(ada main perasaan), apa yang terekam mulai terekspose. Jadi bagaimanapun juga perkataan dan perbuatan anak-anak kita adalah hasil "tanam" dari orang tuanya. Pengaruh orangtua adalah dasar dari cara pandang dan cara pikir anak-anak kita.
Jadi sebagai orangtua kita harus didik dan ajar anak kita tentang yang baik dan benar, pembinaan rohani harus sejak dini. Diharapkan saat mereka menghadapi masalah mereka bisa berpikir mandiri, cara pikir pemecahan masalah yang dihadapi adalah pengaruh tradisi/orangtua atau alkitab/jalan Tuhan.

"meninggalkan ayahnya dan ibunya" bukan diartikan berpisah! yang benar adalah "MANDIRI!". Berapa banyak anak yang secara pisik pisah dari orangtua tapi secara finansial dan potensial masih bergantung pada kedua orangtuanya? ketika menghadapi masalah dengan pasangan, curhat dan lapor kepada orangtua dengan harapan orangtua dapat memecahkan masalah mereka. Mereka lupa, mereka akan balik tidur satu kamar lagi dan bisa lebih mesra lagi sedangkan orangtua sudah di "input" hal negatif.

"meninggalkan ayahnya dan ibunya", mandiri dalam pemikiran dan prilaku adalah langkah pertama yang HARUS dilakukan dalam usaha mencapai perkawinan yang sukses, hal ini tidak memakan waktu sebentar kata Daniel Chu, bisa berlangsung sampai 15 tahun. 

2. "bersatu dengan istrinya" ... setelah langkah pertama kita jalankan(Tuhan pasti bantu kalau kita menghadapi masalah dalam mencapainya, asal kita memang berniat serius kata Daniel Chu lagi), kita baru bisa melangkah yang kedua "bersatu dengan pasangan kita", bukan saja  bersatu secara pisik tapi juga BERSATU DALAM ROHANI. Disini pembinaan iman sangat serius diperlukan/ dibenahi. Sebagai orang dewasa kita sudah harus bisa membedakan mana prilaku "bawaan" hasil input dulu(selama 6 tahun pertama) dan bagaimana seharusnya prilaku yang sesuai dengan firman.
Pembinaan rohani sangat diperlukan karena hatilah menjadi dasar segala prilaku dan perbuatan kita kepada sesama terutama kepada pasangan kita.

Maleakhi 2 :15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? KETURUNAN ILAHI! jadi JAGALAH DIRIMU! dan janganlah orang TIDAK SETIA terhadap isteri dari masa mudanya. 

3. "keduanya menjadi satu daging"
Kita dan pasangan kita bukanlah sebagai parohan jiwa sebagai selama ini kita ketahui, bukan saling melengkapi.
Pernikahan secara kristen adalah dimana 1+1=1; kita adalah masing-masing manusia sempurna, mempelai wanita Kristus saat DIA(mempelai pria) datang menjemput kelak.


Saat kita menikah dengan pasangan kita, kita  ibarat ditempatkan dalam sebuah ruangan dimana hanya ada kita berdua dan Tuhan, jadi apa yang ingin kita katakan atau perbuat kepada pasangan kita, pikirkan lebih dahulu apakah itu berkenan/tidak mendukakan Tuhan sebagai Pencipta kita dan juga pasangan kita? Bagaimana kita bisa mencintai Tuhan yang tidak kelihatan jika kita tidak mencintai apa yang ditaroh Tuhan disamping kita sebagai "wakil" Tuhan dalam rangka membentuk Kerajaan Sorga di dunia?. Pasangan kitalah yang benar-benar mengetahui "isi" kita, secara kasat dan rohaniah; jadi diharapkan pasangan saling support dan membangun kearah kebaikan.


Kejadian 2:25  Mereka keduanya TELANJANG, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka TIDAK MERASA MALU
"menjadi satu daging" ibarat kita bercermin sendirian dalam keadaan telanjang, melihat diri kita sendiri seutuhnya dan tidak merasa malu, kita mampu melihat kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri dicermin, diharapkan saat kita ingin memperbaiki kelemahan pasangan kita, kita merasa memperbaiki diri kita sendiri.


Instropeksi diri bagi para mama dan ama....kebanyakkan wanita(mama dan ama) lebih memilih "bersatu" dengan anak atau cucu dibanding dengan pasangannya....kalau anak/cucu susah makan atau sakit, serasa mama/ama yang sakit; kalau pasangan pulang kantor minta dilayani dan mama/ama sedang melayani anak/cucu...langsung pasangan diminta melayani diri sendiri sementara anak/cucu dikejar-kejar sambil aaa...aaa...mangap-mangap untuk nyuapin si anak/cucu ... Lol
Anak DIDIDIK, BERSATUnya dengan pasangan kita; bukan sebaliknya! :) 

Amsal 22:6 DIDIKLAH orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu..... 

Memang berat melepas pengaruh/wibawa/ketergantungan anak atas orangtua- ketergantungan anak kepada orangtua merupakan "kepuasan/keegoan" tersendiri...Daniel Chu mengibaratkan seorang mama yang mendokrin anaknya: "Selalu datang ke mama kalau ada masalah, mama pasti bantu! nah, saat anaknya yang sudah punya cucu bermasalah tetap lapor ke mama; walau mama sudah jalan dengan tongkat masih datangi mantu yang menganggu anaknya untuk membela sang anak, lalu stroke setelah memarahi mantunya hahahahhahaha)
Firman-Nya menyatakan: MANDIRIKAN ANAK! BERSATULAH DENGAN PASANGAN.


Thank you to Daniel Chu atas pencerahannya....semoga kita berjumpa lagi tahun depan.

No comments: