Tuesday, May 20, 2008

Realitas & Impian........

Cerita ini fakta,kisah sebenarnya dari seorang teman saya yang saya dapat di milis

Seorang  opa dipanti werdha/jompo  memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.


Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.


Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.


Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.


Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.


Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau
 plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?


Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.


Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.


Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.


Mudah-mudahan cerita ini bisa membuat kita
  • Para orang tua………… lebih mempersiapkan diri menghadapi masa tua kita, jangan bergantung sepenuhnya pada anak-anak…bagaimanapun mereka akan membina keluarga mereka sendiri. Mandiri dalam dana pensiun dan mengurus diri sendiri akan lebih memberi nilai diri kita dan mudah-mudahan juga akan mendatangkan kerinduan dan cinta pada anak-mantu dan cucu-cucu kita yang telah sukses.
  • Para anak muda……..lebih memahami perasaan dan keinginan orang tua saat mereka telah pensiun setelah sukses menghantarkan  kalian menjalani kehidupan ini.
Tuhan berkati selalu…………………………..                            

3 comments:

Iwan Andriawan said...

saya cukup terenyuh dan tersentuh membaca tulisan ini ... dalam hati berdoa semoga hal ini tidak terjadi dalam kehidupan saya ... amin
sebagaimana pepatah mengatakan "kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah".
kita sebagai orang tua hendaknya menanamkan sejak dini akhlak /kepribadian kepada anak agar selalui menyayangi, menghargai dan menghormati orang tua, dan sebagai orang tua jangan terlalu bergantung sepenuhnya kepada anak agar kita siap jika suatu saat nanti takdir menentukan bahwa kita hidup tanpa mereka. semoga kita selalu tabah menghadapi dan melaluinya.

Anonymous said...

Posting yang sangat bagus ie. Ga usah jauh2 saya juga pernah melihatnya sendiri di kehidupan sekitar jay, memank banyak orang manula yang sudah mulai menjalani kehidupan yang sendirian tidak ada perhatian dari keluarga sungguh sangat menyedihkan. Karena kesibukan duniawi mereka melupakan orang tua yang sudah membesarkan mereka.... Sungguh sangat menyedihkan... Semoga para muda yang membaca posting ie ie ini bisa tersadar dan membuka hati bukan hanya cuman perhatian ama mama papa nya saat ini, perlu juga perhatikan nenek ato kakek... karena peranan mereka juga sangat besar di masa kecil kita.. bahkan bnyk yg lebih perhatian dibandingkan orangtua sendiri.. lebih care... jadi selama kita masih punya waktu buat menyenangkan mereka di masa tua mereka, apa salahnya kalo memberi perhatian dan menemani walau pun hanya sebentar akan menjadi kan kekuatan bagi mereka dalam menghabiskan masa2 yang ada... Kecupan di kening nenek ato kakek akan sangat menghidupkan mereka kembali...

jay

Sanni said...

di jaman "segalanya ada dan mungkin" sekarang,kayanya kita semakin miskin komunikasi.
"kaldu" nya:
bagi ortu..jangan terlalu berharap apalagi menuntut.
Makin sedikit harapan dan tuntutan makin cepat kita terpuaskan,makin bersyukur kita atas anugrahNYA.
bagi anak muda kaya kalian... luangkan waktu dan pikiran untuk memberikan/menyisipkan perhatian bagi kami si tua ini.
Tak sebanyak waktu yang telah kami berikan kepada kalian karena kalian akan melakukan hal yang sama yang telah kami lakukan itu kepada anak/istri/suami kalian.ya nggak?
Sukses.