Wednesday, April 03, 2013

Menghakimi


Matius 7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi

Apakah kita benar-benar tidak boleh menghakimi? Kalau ada orang yang berbuat salah lalu kita diamkan saja? 
Coba kita lihat ayat lain di alkitab;
Matius 7:6  "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
Bagaimana kita bisa membedakan "barang yang kudus" dan yang tidak? kalau kita tidak mampu menilai?

Matius 7:15   "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa itu nabi palsu atau tidak?

Sebagai manusia yang dikaruniai Tuhan AKAL dan NURANI, kita diharapkan mampu menggunakan keduanya dengan SEIMBANG dalam memberi "NILAI" terhadap "perbuatan" seseorang, apakah itu BENAR ataukah yang diperbuatnya adalah sesuatu yang TIDAK seharusnya dilakukan.

Alkitab memberi tuntunan cara menghakimi,
Yohanes 7:24   Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan ADIL."

Sebelum menghakimi/memberi penilaian terhadap orang lain, sebaiknya kita; Introspeksi diri lebih dahulu, Uji dan selidiki diri sendiri.(2 Kor 13:5) ; 
Firman-Nya memberi arahan : Galatia 6:1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. )

 Kalau seseorang bersalah dan telah di tegor oleh banyak orang, JANGAN lah kita ikut-ikut "menekannya" lagi, hendaklah kita menghiburnya supaya dia tidak binasa oleh kesedihannya yang luar biasa (banyak orang yang bunuh diri karena depresi bukan?), dan itu menyukakan iblis.

2 Korintus 2:5-7,11   Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya--supaya jangan aku melebih-lebihkan--,hati beberapa orang di antara kamu. Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. Supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.

Jadi, kita boleh mnghakimi asal kita "mumpuni" untuk itu dan tidak bermaksud jahat melainkan untuk membawa dia kembali berbalik kepada kebenaran.

sumber : Kotbah Pdt Nathan Dermawan

No comments: